Membangun Indonesia Melalui Teknologi, Informasi, dan Komunikasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki peran yang besar dalam perkembangan kehidupan manusia dari waktu ke waktu. Perkembangan TIK mencakup kegiatan-kegiatan manusia di berbagai bidang sehingga memberikan efisiensi terhadap pekerjaan manusia.

Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi

pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diartikan sebagai: kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.

Teknologi Informasi dan Komunikasi terdiri dari dua aspek yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Keduanya saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lain. Penggabungan keduanya telah memberikan banyak kemudahan bagi pemenuhan kehidupan manusia.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Di masa lalu, orang-orang mengandalkan surat-menyurat dalam hal berkomunikasi. Setelah hadirnya telepon rumah dan kemudian telepon seluler, masyarakat dapat dengan mudah berkomunikasi walaupun dengan jarak yang jauh. Hadirnya televisi juga memudahkan masyarakat dalam menerima informasi dari berbagai penjuru dunia. Berbicara tentang teknologi informasi dan komunikasi maka tak lepas dari membicarakan komputer. Komputer yang berasal dari kata computer awalnya menggambarkan pekerjaan yang berkaitan dengan perhitungan aritmetika. Namun, seiring berjalannya waktu, komputer memiliki fungsi yang semakin luas dan mengalami perkembangan dari generasi ke generasi.

image

Saat ini penggunaan desktop atau personal computer (PC), laptop, dan smartphone bukan hal yang asing lagi bagi kita. Kecanggihan gadgets yang selalu berkembang dari masa ke masa telah memberikan efisiensi pada pekerjaan manusia.

Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Berbagai Bidang

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dapat kita lihat di berbagai bidang, misalnya dalam bidang-bidang berikut:

  • Pendidikan
    Dalam dunia pendidikan cukup banyak kita lihat penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Para guru kini sering menerapkan pengumpulan tugas via email. Dalam hal pengajaran, para pengajar juga sudah menerapkan Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK), contohnya jika dulu para pengajar hanya menggunakan papan tulis sebagai media, kini mereka sering mempresentasikan poin-poin materi mereka menggunakan laptop yang dihubungkan ke proyektor. Pembelajaran Berbantuan Komputer juga dapat digunakan secara mandiri oleh siswa misalnya dengan mengunduh game edukasi atau aplikasi yang memuat rangkuman materi pelajaran dan contoh-contoh soal. Begitu juga dengan e-learning, mulai dari siswa yang sering menjadikan internet sebagai sumber untuk bahan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru mereka hingga ke perkuliahan yang bisa dilakukan secara online. Saat ini pemerintah juga sudah mulai mengujicoba sistem Computer Based Test (CBT) dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN).
  • Pemerintahan dan Politik
    Pemerintahan dan Politik juga tak lepas dari penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Mulai dari pembangunan website lembaga-lembaga pemerintahan sebagai sarana informasi dan komunikasi yang dapat diakses masyarakat, hingga penggunaan sistem Quick Count untuk perhitungan perolehan suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) seperti Pemilihan Presiden (Pilpres) dan wakilnya ataupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Dengan Quick Count, masyarakat luas dapat melihat perkembangan perolehan suara secara live melalui media televisi atau internet yang tentu saja menjadi solusi bagi antusiasme dan keingintahuan masyarakat yang kini semakin besar terhadap dunia politik.
  • Ekonomi
    Di bidang ekonomi tentu saja sangat banyak kita jumpai penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Contohnya yang sangat dekat dengan masyarakat adalah online banking dan e-commerce. Pada era sekarang ini, e-commerce berkembang sangat pesat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Banyak sekali e-commerce baru bermunculan, baik yang berupa situs online ataupun berbentuk aplikasi. Sosial mediapun banyak digunakan sebagai sarana penjualan online. Berbelanja online menjadi pilihan yang sangat diminati masyarakat. Hanya tinggal memesan secara online, mentransfer biaya, lalu barang yang dipesanpun akan dikirim ke alamat yang dituju.
  • Sosial
    Penerapan teknologi informasi dan komunikasi di bidang sosial tentu sudah tak asing lagi. Bersoalisasi dan berbagi di jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan instagram bisa dibilang sudah menjadi hal yang dilakukan masyarakat sehari-hari. Mudahnya bersosialisasi, berbagi informasi dan hasil karya, hingga bisnis membuat masyarakat seperti tak bisa lepas dari jejaring sosial. Begitupun dengan aplikasi chatting kini menjadi pilihan masyarakat karena fungsinya sebagai media komunikasi yang mudah, murah, dan cepat.
image

Selain keempat bidang di atas, penerapan teknologi informasi dan komunikasi juga dapat kita lihat di bidang hiburan. Contohnya, saat ini kita juga dapat dengan mudah mengakses film, video musik, dan mengunduh lagu hanya dengan menggunakan komputer atapun smartphone yang terkoneksi dengan internet. Begitu pula di berbagai hal lain, penerapan teknologi informasi dan komunikasi memberikan efisiensi bagi kebutuhan masyarakat.

Penyebaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Wilayah Indonesia

Efisiensi yang diperoleh dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tentu memberikan dampak positif bagi pembangunan. Namun pertanyaannya, apakah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia telah merata ke seluruh wilayah Indonesia? Menurut data yang dirilis internetworldstats.com per Juni 2016, Indonesia menduduki peringkat ke-8 dalam jumlah pengguna internet tertinggi di dunia, dengan jumlah penduduk Indonesia pengguna internet adalah sebesar 88 juta jiwa. Namun, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa, kita bisa menyimpulkan bahwa masih banyak penduduk Indonesia yang belum melek internet.

Seperti yang kita ketahui di Indonesia masih banyak sekali wilayah-wilayah terpencil yang mungkin belum terjamah teknologi secara keseluruhan. Saat di kota-kota besar sudah begitu canggihnya perkembangan teknologi dan penggunaan internet adalah hal yang lazim sehari-hari, masih ada wilayah-wilayah pedesaan yang mungkin masih sulit untuk mengakses jaringan internet. Ketidakmerataan ini wajar mengingat luasnya wilayah Indonesia yang berpulau-pulau dengan keadaan alam yang berbeda-beda pula.

Layanan internet konvensional melalui kabel telepon sulit ditemukan di daerah-daerah terpencil dan juga pengadaan layanan internet kabel memerlukan biaya sangat besar. Karena keterbatasan-keterbasan dari jaringan konvensional tersebut, sudah banyak solusi dari pihak-pihak swasta untuk jangkauan internet di daerah pedesaan, seperti jaringan internet berbasis satelit dan jaringan nirkabel. Sudah menjadi tugas pemerintah dan masyarakat untuk bekerjasama membangun Indonesia dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Peran Pemuda dalam Membangun Indonesia dengan Teknologi Informasi dan Teknologi

Pada saat ini, anak-anak muda dituntut untuk lebih kreatif dalam menemukan inovasi-inovasi baru di berbagai bidang karena para pemuda adalah calon pemimpin masa depan. Jika berbicara tentang perkembangan teknologi informasi dan teknologi, sebenarnya sudah banyak tokoh-tokoh muda dunia yang berkontribusi. Begitupun di Indonesia, contohnya saja banyak startup-startup baru yang sukses adalah besutan anak-anak muda. Mereka adalah para pemuda inspiratif yang bisa kita jadikan panutan.

image

Jika kita belum bisa melakukan hal-hal besar untuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, kita bisa melakukan langkah kecil seperti mengenalkan internet kepada masyarakat yang masih kurang akrab dengan teknologi. Contohnya, kita dapat mensosialisasikan penggunaan aplikasi-aplikasi toko online kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah-daerah. Dengan menjual secara online, mereka berkesempatan untuk mengenalkan produk mereka pada masyarakat luas. Dengan begitu kita sudah berpartisipasi dalam usaha memajukan ekonomi masyarakat dan tentu saja mewujudkan masyarakat yang melek internet dan tidak gagap teknologi (gaptek). Dengan usaha memaksimalkan penggunaan hasil inovasi yang sudah ada, diharapkan dapat menginspirasi kita untuk menciptakan sendiri hal-hal kreatif dan inovatif ke depannya. Contoh lainnya adalah dengan mengenalkan tempat-tempat wisata di Indonesia melalui media blogging ataupun media sosial lainnya. Dengan begitu kita sudah ikut mempromosikan dunia pariwisata Indonesia.

Sudah saatnya yang muda yang berkarya, memaksimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk kemajuan bangsa di segala bidang dan terus berpikir kreatif untuk menemukan inovasi baru. Ayo bersama kita membangun Indonesia dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu negara. Namun, pembangunan negara hendaknya juga diiringi dengan pembangunan karakter SDM-nya sehingga kita dapat bersikap bijak dalam penggunaan teknologi dan memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang positif. Jangan sampai kita, manusia si pembuat teknologi, teperdaya oleh teknologi itu sendiri yang merupakan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) hasil dari kecerdasan alami kita.

Sumber : ichasyahfa.wordpress.com

Flu Burung

Flu burung adalah suatu jenis penyakit influenza yang ditularkan oleh burung kepada manusia. Dua jenis virus flu burung, yaitu H5N1 dan H7N9, sampai saat ini menyebabkan wabah di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan beberapa bagian Eropa.

Flu Burung - Alodokter

Gejala Flu Burung

Masa inkubasi virus dari masuk ke tubuh manusia sampai menimbulkan gejala adalah 3-5 hari. Seseorang yang terkena flu burung akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, pegal-pegal, pilek, batuk, dan sesak. Namun sebelum gejala tersebut muncul, ada juga penderita flu burung yang terlebih dahulu mengalami:

Pengobatan flu burung harus dilakukan secepat mungkin. Jika tidak, penyakit ini sangat berpotensi menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan nyawa penderitanya, seperti:

Penyebab Flu Burung

Virus flu burung merupakan virus influenza yang sebenarnya menyerang unggas, baik itu unggas liar maupun unggas peternakan (ayam, bebek, angsa, atau burung). Infeksi virus flu burung terhadap manusia pertama kali dilaporkan pada tahun 1997 dengan jenis virus H5N1. Jenis lain yang juga dapat menginfeksi manusia adalah virus influenza H7N9, yang pertama kali dilaporkan pada tahun 2013. Beberapa jenis virus flu burung lainnya yang dapat menyerang manusia, antara lain H9N2, H7N7, H6N1, H5N6, dan H10N8.

Flu burung menular melalui kontak langsung dengan unggas yang sakit atau lingkungan yang terkontaminasi, seperti:

  • Menyentuh unggas yang telah terinfeksi, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati.
  • Kontak dengan cairan tubuh unggas yang sakit, misalnya ludah. Atau tidak sengaja menghirup percikan cairan tubuh tersebut.
  • Kontak dengan debu dari kotoran unggas sakit yang telah mengering atau menghirupnya.
  • Menyantap daging atau telurnya dengan tidak dimasak sampai benar-benar matang. Makan daging dan telur yang matang tidak akan membuat Anda tertular virus flu burung.

Selain itu, bahaya yang sama juga mengintai apabila kita mengunjungi pasar unggas dengan tingkat kebersihan yang buruk. Penularan dari orang ke orang belum jelas mekanismenya.

Flu burung H5N1 sampai dengan Oktober 2017 telah menjangkiti 860 orang di seluruh dunia dan menyebabkan kematian kepada 454 orang. Di Indonesia sendiri, kasus flu burung pada manusia pertama kali menyebar pada tahun 2005. Sampai dengan Oktober 2017 terdapat 200 laporan kasus flu burung H5N1 di Indonesia, dengan 168 kematian.

Diagnosis Flu Burung

Segera temui dokter jika Anda mengalami gejala-gejala, seperti batuk, demam, dan pegal-pegal. Terlebih jika gejala-gejala tersebut dirasakan setelah kontak dengan unggas. Setelah itu, dokter akan mencocokkan gejala yang dirasakan pasien dengan tanda-tanda klinis pada flu burung.

Jika dokter mencurigai pasien terjangkit flu burung, pemeriksaan lanjutan di laboratorium perlu dilakukan untuk memastikannya. Pemeriksaan ini untuk memeriksa adanya virus pada swab atau usapan hidung atau tenggorokan pasien. Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan adalah foto Rontgen dada. Biasanya jika hasil pemeriksaan laboratorium dan foto Rontgen normal, maka kemungkinan pasien tidak menderita flu burung.

Pengobatan Flu Burung

Pasien yang telah terbukti menderita flu burung biasanya akan dirawat di ruang isolasi di rumah sakit untuk menghindari penularan. Selain dianjurkan untuk minum banyak cairan, mengonsumsi makanan sehat, istirahat, dan minum obat pereda rasa sakit, dokter juga biasanya akan memberikan obat-obatan antivirus agar penyakit tidak berkembang makin parah. Contoh obat-obatan antivirus yang bisa diberikan dalam kasus flu burung adalah oseltamivir dan zanamivirOseltamvir adalah obat pilihan utama.

Sebenarnya kedua obat ini diperuntukkan guna mengobati flu biasa dan sangat efektif jika penggunaannya tidak melebihi dua hari setelah gejala muncul. Obat ini bisa diberikan secepatnya setelah pasien dinyatakan positif terjangkit flu burung.

Selain berguna untuk pengobatan, oseltamivir dan zanamivir juga bisa dikonsumsi sebagai obat pencegah flu burung, terutama diberikan kepada para petugas medis yang menangani pasien penyakit ini dan kepada mereka yang aktivitas sehari-harinya berdekatan dengan unggas.

Komplikasi Flu Burung

Salah satu komplikasi yang bisa terjadi pada kasus flu burung adalah pneumonia. Tambahan oksigen dan alat bantu napas atau ventilator akan dibutuhkan pada pasien yang mengalami pneumonia dengan kesulitan bernapas. Selain itu, pemberian obat-obatan antibiotik akan diberikan sampai pneumonia sembuh.

Pencegahan Flu Burung

Ketika flu burung mewabah di Indonesia, pemerintah banyak melakukan upaya penanggulangan. Di antaranya adalah dengan mendistribusikan obat oseltamivir di setiap rumah sakit rujukan untuk flu burung, melakukan pelatihan kepada dokter dan perawat tentang pengobatan flu burung di rumah sakit, dan secara aktif melakukan survey dan mengambil sampel orang-orang yang berisiko tertular flu burung.

Penyebaran virus flu burung memang sulit untuk dicegah. Namun terlepas dari hal itu, kita harus tetap melakukan hal-hal yang dapat memperkecil risiko terjangkit.

Beberapa contoh sederhana adalah dengan selalu menjaga kebersihan tangan, menjaga kebersihan kandang apabila kita memelihara unggas, memastikan untuk mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak dengan baik, dan tidak mengonsumsi unggas liar hasil buruan karena kita tidak tahu penyakit apa saja yang mungkin ada di tubuh mereka.

Belilah daging unggas yang sudah dipotong di swalayan atau pasar tradisional yang kebersihannya terjaga dengan baik. Daging siap masak akan meminimalkan risiko terkena flu burung karena kita tidak perlu repot-repot memotong, mencabuti bulu, atau membersihkan isi perut unggas. Sebisa mungkin hindarilah lapak unggas hidup di pasar yang kurang menerapkan kebersihan dengan baik.

Sampai dengan saat ini belum ada vaksinasi yang spesifik untuk virus flu H5N1. Tetapi Anda dapat melakukan vaksinasi flu tiap tahun untuk menurunkan risiko terjadinya mutasi virus. Jika perlu, sertakan juga vaksinasi pneumokokus untuk mencegah pneumonia, yang merupakan komplikasi dari flu burung.

Sumber : Alodokter.com

“Harusnya Memang Dihapus Saja”: Indonesia Tidak Lagi Berlakukan Ujian Nasional Mulai 2021

Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meyakini dihapusnya ujian nasional di Indonesia akan lebih memerdekakan guru dan sekolah dalam mengases keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di lingkungan mereka.

  • Ujian nasional dilakukan pertama kali tahun 2003 sebagai metode untuk menentukan syarat kelulusan siswa di tingkat SD, SMP dan SMA
  • Menteri Pendidikan Nadiem Makarim memutuskan menghentikan Ujian Nasional mulai tahun 2021
  • Beberapa murid dan guru menyambut baik penghapusan ujian nasional tersebut

Namun tingkat kesiapan sekolah dan pengajar masih beragam menyikapi kemerdekaan yang ditawarkan satu-satunya menteri milenial di kabinet Indonesia Maju ini.

Belum genap tiga bulan sejak didapuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim melakukan terobosan signifikan pada dunia pendidikan nasional dengan secara resmi menghapus ujian nasional.

Dalam Rapat Koordinasi Mendikbud dengan Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia di Jakarta, Rabu (11/12/2019), Nadiem Makarim menegaskan tahun 2020 merupakan terakhir kali diselenggarakan Ujian Nasional dengan format yang selama ini berlaku.

Mulai tahun 2021 ujian nasional diganti dengan mekanisme penilaian kompetensi minimum dan survei karakter.

Nadiem menjelaskan, penilaian kompetensi minimum tidak lagi didasarkan pada mata pelajaran lagi tapi disederhanakan menjadi dua hal yakni literasi dan numerasi.

“Literasi yang dimaksud itu bukan hanya kemampuan membaca ya, Bapak dan Ibu. Melainkan kemampuan menganalisa sesuatu bacaan, kemampuan mengerti atau memahami konsep di balik tulisan itu.”

“Itu yang penting! dan numerasi yang merupakan kemampuan menganalisis angka-angka.” tegas Nadiem.

Berbeda dengan mekanisme UN selama ini yang sentralistik alias disediakan oleh negara, pelaksanaan penilaian pengganti UN ini diserahkan sepenuhnya kepada sekolah.

“Di UU pendidikan kita jelas disebutkan evaluasi penilaian siswa dilakukan oleh guru dan asesmen untuk kelulusan ditentukan oleh sekolah.”

“Jadi hal-hal seperti soal ujian yang tadinya datang dari Kemendikbud atau Pusat itu sudah tidak ada paksaan lagi.” kata Mendikbud di Jakarta.

“Jadi sekolah seperti banyak sekolah saat ini punya sistem penilaian sendiri yang lebih holistik gak hanya pilihan ganda saja, bisa lewat esay, projek, hasil karya.”

” Bayangkan berapa banyak inovasi yang bisa dilakukan sekolah dan guru penggerak.”

“Jadi semangatnya adalah mengembalikan esensi UU kita untuk memberi kemerdekaan sekolah dalam menginterperetasikan kompetensi dasar kurikulum menjadi penilaian mereka sendiri yang lebih cocok untuk murid mereka, untuk daerah mereka dan untuk kebutuhan pembelajaran mereka.” kambahnya.

Tawaran konsep pendidikan yang lebih memerdekakan sekolah dan guru ini ditanggapi beragam.

Guru sekaligus Wakil Kepala Sekolah SMPN 30 Jakarta Utara, Irwan Mainur misalnya mengaku sebagai pengajar dirinya telah terbiasa dengan kebijakan pendidikan yang sering sekali bergonta ganti.

Namun menurutnya pihak guru dan sekolah perlu lebih disiapkan agar bisa menerapkan konsep Pendidikan Belajar Merdeka yang dicanangkan Mendikbud Nadiem Makarim ini secara benar.

“Walau perubahan itu katanya meringankan dan memerdekakan guru dalam mengajar, namun pada prakteknya akan sangat merepotkan karena guru dituntut untuk berkreasi tapi di sisi lain ada banyak tugas administrasi yang harus dikerjakan dan gak ada habis-habis.” Ungkapnya.

“Sekolah juga harus membuat penilaian sendiri, membuat soal itu bukan perkara mudah. Itu gak boleh sembarangan, gak boleh sekedar bikin soal, tapi harus ada sisi psikologi, guru harus kreatif mencari cara yang bisa menggelitik nalar siswa.”

“Khawatirnya nanti kalau guru tidak siap, jadi ya tinggal cari-cari soal aja untuk penilaian dan jatuhnya cuma jadi formalitas. Dampak negatifnya bisa membuka peluang permainan jual beli soal lagi.” katanya lagi.

Untuk mengantisipasi hal ini, guru Bahasa Inggris ini menilai kapasitas dan wawasan guru perlu ditingkatkan.

“Guru perlu diberi kesempatan untuk meningkatkan potensinya melalui pelatihan di Lembaga professional. Diberi kesempatan untuk mencari referensi variasi metode belajar dan materi pembelajaran yang kreatif dari Lembaga pendidikan lain baik di dalam maupun luar negeri.” tambahnya.

Sementara pendidik yang lain mengaku gembira dengan kebijakan pendidikan yang baru dirilis Mendikbud baru ini.

Yuli Pinasti, founder Sekolah Alam Kampung Sawah di Depok, Jawa Barat menyebut ujian nasional memang tepat dihapuskan.

“Menurut saya ini kebijakan yang sangat tepat. Ujian Nasional yang diselenggarakan selama ini hanya mengukur kemampuan akademis saja, sementara kemampuan yang lain tidak di hargai.”

“Padahal setiap anak memiliki potensi unik masing-masing.” tutur Yuli Pinasti kepada ABC.

“Dan jika mengacu ke UU No. 2 thn 2003 pasal 3, fungsi pendidikan itu kan agar setiap orang itu mampu mengembangkan potensi uniknya, bukan diseragamkan untuk menjadi sama semua yang tercermin di sistem UN selama ini.” tambahnya.

Yuli Pinasti mengaku konsep pembelajaran di sekolahnya sudah mengadopsi kebijakan baru ini Mendikbud Nadiem Makarim.

“Dengan format penilaian baru ini menurut saya sekolah harus open minded, harus berani move on untuk mengubah kurikulum old-nya menjadi kurikulum kekinian. Sekolah harus berani mengambil langkah dan harus mau bekerja sama dengan orangtua dalam melakukan observasi minat anak agar valid hasil observasinya.” Katanya.

Sadar dengan beragamnya tingkat kesiapan ini, Nadiem Makarim menyatakan metode pengganti UN ini sebagai opsi. Sekolah yang merasa belum mampu melaksanakannya berhak untuk tetap melaksanakan penilaian dengan metode UN yang lama.

“Ini sepenuhnya hak sekolah, kalau belum siap berhak pakai sistem UN lama, tapi bagi sekolah yang sudah siap, kesempatan ini jangan disia-siakan.” tegas Menteri berusia 35 tahun ini.

Selain menghapus UN, kebijakan Belajar Merdeka Mendikbud Nadiem Makarim juga mencakup aturan baru seputar sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru dan pedoman penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh guru dan sekolah.

Sejak pertama kali diluncurkan tahun 2003 lalu, Ujian Nasional (UN) yang digunakan sebagai metode untuk menentukan syarat kelulusan siswa di tingkat SD, SMP dan SMA ini telah lama menuai pro dan kontra.

Selain dinilai salah sasaran, UN juga dipandang sebagai mekanisme yang sangat membebani siswa dan anggaran. Tahun 2019 ini saja, pelaksanaan ujian nasional menyedot anggaran hingga Rp210 Miliar. Sementara menurut pengamat pendidikan, Budi Trikorayanto pelaksanaan UN selama ini tidak berguna.

“Padahal UN saat ini tidak berguna, pemborosan juga. Untuk penerimaan di PT (Perguruan Tinggi) tidak dipakai (SNMPTN pakai rapor, SBMPTN pakai tes sendiri) yang dilihat SKHUN (surat Keterangan Hasil Ujian Nasional),” sambungnya.

Apresiasi atas penghapusan UN ini juga disampaikan Ikatan Guru Indonesia (IGI) yang dalam rilisnya menyatakan Ujian Nasional (UN) tepat dihapuskan.

Mereka mengatakan mekanisme UN selama ini menghambat anak-anak di Indonesia mengembangkan kemampuan daya nalar mereka dan juga tidak mendorong anak didik mengembangkan minat dan bakatnya.

Sebaliknya orientasi belajar mereka hanya pada kelulusan.

“Tetapi yang mereka lakukan adalah melakukan segala macam cara untuk mendapatkan nilai tinggi di ujian nasional. Sehingga UN turut berpartisipasi terhadap semakin menurunnya kemampuan anak-anak. Jadi UN tidak membuat pendidikan kita lebih baik, karena orang-orang pada belajar hanya untuk bagaimana lulus ujian,” kata Ketua Umum IGI Muhammad Ramli Rahim dalam keterangan tertulisnya.

Sementara itu sejumlah pelajar menyambut gembira dihapuskannya Ujian Nasional.

‘Wah seneng banget, soalnya UN itu kalo untuk SMA sebenarnya kan gak berpengaruh banget buat ke universitas.”

“Tapi biasanya tetap dijadikan tolok ukur orang pinter apa gak, saya gak terlalu setuju dengan itu, soalnya minat orang kan beda-beda harusnya tidak disama ratakan,” kata Prameswari, 15 tahun, siswi kelas 11 SMA 3 Jakarta.

“Harusnya emang dihapus aja, biar gak terlalu banyak ujian, soalnya di kelas 12 kita dipush macam-macam ujian, sebelum UTBK, ada ujian praktek, uas, belum lagi ntar ujian cari sekolah lagi. Pusing dan stress banget,” kata Aulia Damayanti, 16 tahun, siswi SMA di Jakarta lainnya.

Dengan dihapuskannya ujian nasional, sistem pendidikan di Indonesia mengikuti sejumlah negara lain yang juga telah meniadakan ujian akhir seperti Singapura, Jepang, Jerman, Finlandia dan juga Australia.

Sumber : TEMPO.CO

Hati-hati, Wabah Virus Corona Memasuki Gelombang 2

Ilustrasi 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). REUTERS/CDC
Ilustrasi 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). REUTERS/CDC

TEMPO.CO, Jakarta – Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan penyebaran virus Corona di dunia memasuki gelombang kedua.

Yurianto, yang juga Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, meminta masyarakat tetap waspada penyebaran virus Corona di gelombang kedua ini.

Meski begitu angka kematian akibat penyakit ini dilaporkan menurun.

“Kalau sebelumnya angka kematian 3 persen, sekarang 2 persen,” katanya dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020.

Menurut dia, situasi pada gelombang pertama(first wave) berbeda dengan gelombang kedua. First wave terjadi sejak wabah virus Corona meledak di Wuhan, Cina.

Yurianto menjelaskan pada gelombang 1 angka penularan di daratan Cina sangat tinggi sedangkan di negara lain rendah.

Adapun pada gelombang 2 ini yang terjadi sebaliknya.

“Kemarin saya lihat ada 20 negara yang baru melaporkan ada kasus. Artinya nyebarnya cepat sekali.”

Selain itu, terjadi perubahan gambaran klinis dari infeksi ini.

Yurianto menerangkan, bila di gelombang 1 ada masa inkubasi selama 14 hari, penderita mengalami gejala demam, batuk, dan sesak nafas.

Nah, di gelombang 2 penyebaran virus Corona ini masa inkubasi bisa lebih lama. Walhasil publik menganggap terjadi kebobolan dalam diagnosa.

“Dianggap 14 hari (observasi) sudah negatif, boleh pulang, ternyata munculnya di hari ke-20 atau ke-21 dan menular ke mana-mana,” tuturnya.

Ada pula kasus di gelombang 2 dengan gejala yang minimal, bahkan asimtomatis alias tanpa gejala. Yurianto mencontohkan penularan terhadap 2 WNI positif virus Corona.

“Ini bisa dipakai menjelaskan kenapa sumber kontak di klaster (klub dansa) Amigos itu tidak ke-detect di bandara karena (WNA asal Jepang) tanpa keluhan,” tuturnya.

Meski begitu Yurianto meminta publik tidak khawatir. Tapi dia mengimbau masyarakat agar tetap menjalankan pola hidup sehat agar daya tahan tubuh terjaga sehingga tidak tertular virus Corona alias Covid-19.

Sumber : TEMPO